Rabu, 17 Mei 2017

REVIEW JURNAL

Peringkas / NIM
Melsaria Permatasari / 151134052
Judul Jurnal
Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi
Anak Usia Dini
Penulis
Wisjnu Martani
Identitas Jurnal
Jurnal Psikologi Volume 39 Nomor 1
Tahun Terbit
Juni  2012

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman guru tentang
stimulasi ?
2. Bagaimana pengertian guru tentang
perkembangan emosi anak usia dini?
3. Apa yang dilakukan untuk menstimulasi
perkembangan emosi anak?
Hipotesis
Guru telah memahami stimulasi dan mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi
pada anak usia dini, serta dapat mengurangi terjadinya problema perkembangan pada anak. Namun, guru tidak memahami perkembangan emosi anak karena telah mengabaikan tentang keunikan anak dan guru lebih mudah memberikan pendidikan yang sama dan adil menurut konsep guru, dengan kata lain guru tidak memperhatikan kebutuhan anak. Cara yang dilakukan untuk menstimulasi perkembangan emosi anak yaitu melalui Pendidikan anak usia dini. Merupakan yang pada dasarnya adalah sebagai upaya-upaya intervensi yaitu menciptakan lingkungan sekitar anak usia dini agar mampu menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak.

Metode Penelitian
Pada penelitian ini sejumlah 30 orang guru TK menjadi subjek penelitian. Guru yang menjadi subjek penelitian
berjenis kelamin perempuan, dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi. Subjek penelitian adalah guru dari tiga TK yang berada di Kota Yogyakarta, mereka semua mengampu kelas, yang dalam setiap kelas
terdiri 12 anak sampai dengan 25 anak.

Cara pengumpulan data
Data dikumpulkan melalui:
1. Wawancara dilakukan ntuk memperoleh informasi tentang pemahaman guru terhadap cara stimulasi dan
perkembangan emosi anak. Wawancara dilakukan secara individual terhadap guru.
2. Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang perilaku dan kegiatan subjek dalam proses pembelajaran
dan pemberian stimulasi yang dilakukan di kelas. Observasi data ini digunakan juga untuk checking terhadap hasil wawancara dan self report.
3. Self report. Self report dilakukan dengan serangkaian pertanyaan yang bersifat terbuka, sehingga diperoleh informasi yang original berasal dari subjek
penelitian. Panduan wawancara, observasi dan self report disusun mengacu pada Developmental Appropriateness Practices dari NAEYC atau The National Association for the Education of Young Childre (Puckett & Diffily 2004 dan Santrock, 2006).
Developmental Appropriateness Practices
(DAP) merupakan ”green book” yang disusun untuk membantu pihak yang menyelenggarakan program bagi anak usia dini, supaya program yang tersusun sesuai
dengan kebutuhan anak. Ada tiga komponen yaitu penyediaan lingkungan yang berkait dengan pemilihan materi dan peralatan dengan mempertimbangkan
tahap perkembangan emosi anak atau komponen kurikulum, strategi pendampingan untuk perkembangan emosi anak usia dini atau komponen strategi pembelajaran, dan perencanaan untuk menyediakaan
kegiatan yang bervariasi sehingga anak mempunyai pengalaman atau komponen arahan/pengelolaam emosi.

Hasil
Guru mengatakan paham tentang stimulasi dan pemberian stimulasi di sekolah disampaikan melalui persiapan untuk kegiatan belajar mengajar pada hari itu dan mempersiapan alat peraga yang akan digunakan pada hari itu serta mempersiapkan evaluasi untuk
anak usia dini. Dalam mengenali perkembangan emosi anak guru cukup mampu mengenali masing-masing anak yang berada di kelasnya, dan guru membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu untuk mengenal masing-masing murid, dan melalui amatan mereka mengenali kondisi murid. Namun mereka lebih pada kemampuan kognitif saja, karena data dilapangan menunjukkan bahwa anak dikenali sebagai anak yang mempunyai masalah apabila anak tidak menunjukkan perilaku ataupun kinerja sebagaimana anak yang lain. Subjek penelitian menyatakan bahwa cara yang dipakai guru untuk menstimulasi perkembangan emosi anak tidak ada yang spesifik, dan mereka menggunakan cara sebagaimana yang telah ditetapkan dalam panduan. Mereka menyiapkan kegiatan menggambar sebagai
sarana untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan anak. Dari penelitian diketahui pula bahwa guru banyak
menggunakan benda dan permainan yang berupa balok-balok, buku cerita, kaset/CD untuk bercerita dan
mendengarkan lagu dan alasan yang dikemukakan oleh guru, karena media tersebut dapat untuk meningkatkan
kemampuan bahasa dan keterampilan anak dalam membaca, yang notabene merupakan bentuk dari prestasi akademis atau lebih cenderung mengasah kemampuan kognitif saja.
Kesimpulan
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru terhadap cara memberikan stimulasi untuk perkembangan emosi anak usia dini masih belum memadai, karena guru lebih
menekankan pada pentingnya kemampuan kognisi pada anak, dan cenderung mengabaikan perkembangan emosi pada anak, sehingga sangat memungkinkan terjadinya problem perkembangan pada anak. Namun hal yang harus diperhatikan adalah kondisi ini terkait dengan nilai dan budaya yang ada disekitarnya. Karena faktor nilai dan budaya merupakan hal yang ikut menentukan orientasi pendidikan untuk anak usia, dan secara mempengaruhi penentuan standar perilaku dan
cara mendidik anak.


Hal-hal yang dapat dipelajari dari jurnal perlu  sebagai calon guru
Sebagai guru kita harus benar-benar memahami mengenai stimulasi dan jangan asal-asalan dalam pemberian stimulasi kepada anak usia dini. Selain itu, guru juga harus memperhatikan perkembangan emosi anak memalui keunikan yang dimiliki oleh anak-anak dan jangan menganggap bahwa anak yang menunjukkan emosi yang berbeda dengan anak yang lain di kelas maka anak tersebut dinilai sebagai anak yang sedang mengalami masalah. Selain itu, guru juga harus memberikan kesempatan kepada anak untuk mengkomunikasikan keinginannya dalam proses pembelajaran. Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaan pendidikan prasekolah untuk anak usia dini guru hendaknya lebih menekankan pada perkembangan sosial dan emosi, bukan hanya menekankan pada penyiapan keterampilan akademik dasar. Guru juga harus memperhatikan media pembelajaran yang akan dipakai dalam proses pembelajaran, sebaiknya media pembelajaran yang dipakai ialah media yang konkret dan dapat membantu perkembangan sosial emosional dan kognitifnya. misalnya menggunakan media permainan edukatif seperti puzzle yang sederhana, gambarnya belum terlalu rumit dan cocok untuk anak prasekolah. Dunia anak prasekolah (2-8 tahun) menurut Piaget mempunyai ciri-ciri pokok perkembangan pada penggunaan simbol atau bahasa tanda. Oleh karena itu,  permainan edukatif adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik pada anak prasekolah.


Daftar Pustaka:

Martani,Wisjnu.(2012).Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini.Jurnal Psikologi,Volume 39 Nomor 1,112 -120. Tersedia: https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view /6970/5431 (11 Oktober 2016).

1 komentar: