Peringkas / NIM
|
Melsaria Permatasari / 151134052
|
Judul Jurnal
|
Metode Stimulasi dan Perkembangan Emosi
Anak
Usia Dini
|
Penulis
|
Wisjnu Martani
|
Identitas Jurnal
|
Jurnal
Psikologi Volume 39 Nomor 1
|
Tahun Terbit
|
Juni 2012
|
Rumusan Masalah
|
1.
Bagaimana pemahaman guru tentang
stimulasi
?
2.
Bagaimana pengertian guru tentang
perkembangan
emosi anak usia dini?
3.
Apa yang dilakukan untuk menstimulasi
perkembangan emosi anak?
|
Hipotesis
|
Guru telah memahami stimulasi dan
mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi
pada anak usia dini, serta dapat mengurangi
terjadinya problema perkembangan pada anak. Namun, guru tidak memahami
perkembangan emosi anak karena telah mengabaikan tentang keunikan anak dan
guru lebih mudah memberikan pendidikan yang sama dan adil menurut konsep guru,
dengan kata lain guru tidak memperhatikan kebutuhan anak. Cara yang dilakukan
untuk menstimulasi perkembangan emosi anak yaitu melalui Pendidikan anak usia
dini. Merupakan yang pada dasarnya adalah sebagai upaya-upaya intervensi yaitu
menciptakan lingkungan sekitar anak usia dini agar mampu menstimulasi seluruh
aspek perkembangan anak.
|
Metode Penelitian
|
Pada
penelitian ini sejumlah 30 orang guru TK menjadi subjek penelitian. Guru yang
menjadi subjek penelitian
berjenis
kelamin perempuan, dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi. Subjek penelitian
adalah guru dari tiga TK yang berada di Kota Yogyakarta, mereka semua mengampu
kelas, yang dalam setiap kelas
terdiri
12 anak sampai dengan 25 anak.
Cara
pengumpulan data
Data
dikumpulkan melalui:
1.
Wawancara dilakukan ntuk memperoleh informasi tentang pemahaman guru terhadap
cara stimulasi dan
perkembangan
emosi anak. Wawancara dilakukan secara individual terhadap guru.
2.
Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang perilaku dan kegiatan subjek
dalam proses pembelajaran
dan
pemberian stimulasi yang dilakukan di kelas. Observasi data ini digunakan juga
untuk checking terhadap hasil wawancara dan self report.
3.
Self report. Self report dilakukan dengan serangkaian pertanyaan yang
bersifat terbuka, sehingga diperoleh informasi yang original berasal dari
subjek
penelitian.
Panduan wawancara, observasi dan self report disusun mengacu pada Developmental
Appropriateness Practices dari NAEYC atau The National Association
for the Education of Young Childre (Puckett & Diffily 2004 dan
Santrock, 2006).
Developmental
Appropriateness Practices
(DAP)
merupakan ”green book” yang disusun untuk membantu pihak yang
menyelenggarakan program bagi anak usia dini, supaya program yang tersusun
sesuai
dengan
kebutuhan anak. Ada tiga komponen yaitu penyediaan lingkungan yang berkait
dengan pemilihan materi dan peralatan dengan mempertimbangkan
tahap
perkembangan emosi anak atau komponen kurikulum, strategi pendampingan untuk
perkembangan emosi anak usia dini atau komponen strategi pembelajaran, dan
perencanaan untuk menyediakaan
kegiatan
yang bervariasi sehingga anak mempunyai pengalaman atau komponen
arahan/pengelolaam emosi.
|
Hasil
|
Guru
mengatakan paham tentang stimulasi dan pemberian stimulasi di sekolah
disampaikan melalui persiapan untuk kegiatan belajar mengajar pada hari itu
dan mempersiapan alat peraga yang akan digunakan pada hari itu serta
mempersiapkan evaluasi untuk
anak usia dini. Dalam mengenali
perkembangan emosi anak guru cukup mampu mengenali masing-masing anak yang berada
di kelasnya, dan guru membutuhkan waktu sekitar 2-4 minggu untuk mengenal
masing-masing murid, dan melalui amatan mereka mengenali kondisi murid. Namun
mereka lebih pada kemampuan kognitif saja, karena data dilapangan menunjukkan
bahwa anak dikenali sebagai anak yang mempunyai masalah apabila anak tidak
menunjukkan perilaku ataupun kinerja sebagaimana anak yang lain. Subjek
penelitian menyatakan bahwa cara yang dipakai guru untuk menstimulasi perkembangan
emosi anak tidak ada yang spesifik, dan mereka menggunakan cara sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam panduan. Mereka menyiapkan kegiatan menggambar
sebagai
sarana
untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan anak. Dari penelitian diketahui
pula bahwa guru banyak
menggunakan
benda dan permainan yang berupa balok-balok, buku cerita, kaset/CD untuk
bercerita dan
mendengarkan
lagu dan alasan yang dikemukakan oleh guru, karena media tersebut dapat untuk
meningkatkan
kemampuan
bahasa dan keterampilan anak dalam membaca, yang notabene merupakan bentuk
dari prestasi akademis atau lebih cenderung mengasah kemampuan kognitif saja.
|
Kesimpulan
|
Berdasarkan
temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru terhadap
cara memberikan stimulasi untuk perkembangan emosi anak usia dini masih belum
memadai, karena guru lebih
menekankan
pada pentingnya kemampuan kognisi pada anak, dan cenderung mengabaikan
perkembangan emosi pada anak, sehingga sangat memungkinkan terjadinya problem
perkembangan pada anak. Namun hal yang harus diperhatikan adalah kondisi ini
terkait dengan nilai dan budaya yang ada disekitarnya. Karena faktor nilai
dan budaya merupakan hal yang ikut menentukan orientasi pendidikan untuk anak
usia, dan secara mempengaruhi penentuan standar perilaku dan
cara mendidik anak.
|
Hal-hal yang dapat dipelajari
dari jurnal perlu sebagai calon guru
|
Sebagai guru kita harus
benar-benar memahami mengenai stimulasi dan jangan asal-asalan dalam
pemberian stimulasi kepada anak usia dini. Selain itu, guru juga harus
memperhatikan perkembangan emosi anak memalui keunikan yang dimiliki oleh
anak-anak dan jangan menganggap bahwa anak yang menunjukkan emosi yang
berbeda dengan anak yang lain di kelas maka anak tersebut dinilai sebagai
anak yang sedang mengalami masalah. Selain itu, guru juga harus memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengkomunikasikan keinginannya dalam proses
pembelajaran. Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaan pendidikan prasekolah
untuk anak usia dini guru hendaknya lebih menekankan pada perkembangan sosial
dan emosi, bukan hanya menekankan pada penyiapan keterampilan akademik dasar.
Guru juga harus memperhatikan media pembelajaran yang akan dipakai dalam
proses pembelajaran, sebaiknya media pembelajaran yang dipakai ialah media
yang konkret dan dapat membantu perkembangan sosial emosional dan
kognitifnya. misalnya menggunakan media permainan edukatif seperti puzzle
yang sederhana, gambarnya belum terlalu rumit dan cocok untuk anak
prasekolah. Dunia anak prasekolah (2-8 tahun) menurut Piaget mempunyai
ciri-ciri pokok perkembangan pada penggunaan simbol atau bahasa tanda. Oleh
karena itu, permainan edukatif adalah
salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan aspek kognitif,
sosial, emosi dan perkembangan fisik pada anak prasekolah.
|
Daftar Pustaka:
Martani,Wisjnu.(2012).Metode
Stimulasi dan Perkembangan Emosi Anak Usia Dini.Jurnal Psikologi,Volume
39 Nomor 1,112 -120. Tersedia: https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view
/6970/5431 (11
Oktober 2016).
bagus warnanya cerah
BalasHapus